Bupati Inhil Imbau Masyarakat Waspada Kebakaran Lahan dan Hutan
Mafia Tanah Berulah, Polda Kepri Tangkap Pelaku Pemalsuan Sertifikat
Mendagri: Pengelolaan Dana Desa Harus Tepat Sasaran

Nusaperdana.com, Semarang – Rapat Kerja Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Dana Desa Tahun 2020 bertempat di Holy Stadium Marina Semarang, Selasa (18/2/2020), Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian mengatakan, perlu ada gerakan nasional berkait dengan pengelolaan dana desa. Sehingga, pelaksanaannya satu visi dan tepat sasaran.
“Harus tepat sasaran, sehingga perlu ada penyamaan visi dari seluruh kepala desa. Tidak cukup surat edaran, semua harus bertemu. Maka eselon 1 Kemendagri, Kementrian Desa dan Keuangan turun ke desa, untuk eksekusi dana desa. Tapi harus tepat sasaran,” ujarnya,
Dalam kesempatan itu, Tito menjelaskan terkait pengawasan dan pengelolaan dana desa. Pada 2020, alokasi dana desa sebanyak Rp72 triliun untuk 74.953 desa di seluruh Indonesia.
“Dana desa sangat penting untuk ketahanan desa. Maka, diperintahkan secepatnya untuk ditransfer langsung ke desa, sebanyak 40 persen (kuartal pertama), 40 persen (kuartal kedua), dan 20 persen di kuartal ke tiga,” terangnya.
Tito mendorong Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dan para camat agar bisa menjadi konsultan. Sebab, bisa jadi masih ada kepala desa yang belum paham soal administrasi pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan.
“Saya minta tolong APIP dan Camat bahkan APH (Aparat Penegak Hukum) bertindak sebagai konsultan atau advisor,” ucapnya.
Disinggung soal Jawa Tengah, Tito menilai provinsi yang dipimpin Gubernur Ganjar Pranowo tersebut sebagai salah satu provinsi yang mampu menyelesaikan APBD dengan cepat. Sehingga, dipilih menjadi tuan rumah pelaksanaan Rapat Kerja Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Dana Desa tahun 2020.
“Jawa Tengah juga munculnya ide terkait pemerintahan desa. Selain itu, merupakan daerah yang memiliki jumlah desa terbanyak di Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo menyebutkan, penyerapan dana desa pada 7.809 desa di Jateng cukup beragam. Paling tinggi digunakan untuk infrastruktur jalan dengan panjang total 5,7 ribu kilometer. Kemudian jembatan sepanjang 13,8 kilometer, pasar desa, Bumdes, irigasi, embung, dan lainnya. Selain itu, dana desa Jawa Tengah 2020 naik lima persen dari sebelumnya, menjadi Rp 8,2 triliun.
“Penyerapan 99,84 persen tahun 2018, naik jadi 99,9 persen di tahun 2019,” jelasnya.
Di akhir acara, Ganjar Pranowo menerima bantuan untuk pembangunan atau perbaikan 30 kantor desa yang rusak parah. Penyerahan dilakukan simbolis dari Tito kepada Ganjar. (Diskominfo Jateng/MA)
Berita Lainnya
Akhiri Perseteruan Hendry CH Bangun dan Zulmansyah Sekedang Sepakat Kongres Persatuan PWI Digelar Paling Lambat Agustus 2025
PWI Kalbar Rumuskan Masa Depan Jurnalisme di Bumi Khatulistiwa
PWI Pusat Minta Segera Gelar Perkara Kasus Cash Back dan Tolak Restorative Justice
Ratusan Kader GMNI Jaksel Gelar Aksi Tolak Revisi UU TNI di DPR RI
Kapolri Pimpin Sertijab Sejumlah Pejabat Polri, Kadivhumas Polri: "Rotasi untuk Perkuat Kinerja Institusi"
Dugaan KTP Ganda di Jajaran Direksi Telkomsel, CERI Siapkan Laporan Resmi ke Polisi
Wah, Presiden Prabowo Kirim Bunga Anggrek ke Megawati
Sempat Dilaporkan Hilang, Zaki Anak berusia 8 Tahun Asal Merak Ditemukan di Rumah Makan di Provinsi Riau