Menko Luhut: Kerja Sama dengan UEA adalah Terbesar yang Disepakati dalam Waktu Singkat


Nusaperdana.com, Uni Emirat Arab - Menko Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan ia mengatakan bahwa perjanjian kerja sama dengan UEA yang dihasilkan dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ) adalah kerja sama tercepat.

"Seperti yang disampaikan Presiden, ini adalah deal terbesar mungkin dalam sejarah Indonesia yang disepakati, yaitu dengan Uni Emirat Arab. Hanya dalam waktu enam bulan. Ada yang satu yang sedang difinalisasi oleh Menteri BUMN yaitu Sovereign Wealth Fund (SWF). Yang masuk ke dalam (proyek) SWF ini adalah UEA, Softbank, IDFC dari Amerika Serikat dan tidak menutup kemungkinan ada pihak lain yang ikut bergabung," katanya kepada media usai pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ) pada hari Minggu (11-01-2020), yang dilakukan bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri BUMN Erick Thohir.      

Kerja sama ini berawal dari pertemuan antara Putra Mahkota MBZ dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada bulan Juli lalu.     Saat membuka keterangan pers, Menlu mengatakan kerja sama ekonomi kedua negara ini meliputi kerja sama antar-pemerintah dan business to business, di berbagai bidang seperti pertanian, pendidikan, pendidikan agama, investasi, dan lain-lain.  "Kerja sama ekonomi Indonesia-UEA dengan proyek senilai USD 22,89 miliar, partisipasi UEA di dalamnya sebesar 33% yang bernilai 6,8 miliar USD. Ada lima proyek G to G dan 11 proyek B to B," ujar Menlu Retno. 

Menurut Menko Luhut dalam pertemuan itu MBZ mengatakan bahwa UEA ingin lebih banyak lagi ikut dalam pembangunan di Indonesia karena mereka menganggap Indonesia adalah saudara dan merupakan negara berpenduduk muslim terbesar. Ia mengatakan hubungan Presiden dan Putra Mahkota MBZ sangat cair, karena ia menganggap Presiden Joko Widodo sebagai 'big brother'.
 
"Dari perbincangan tadi diungkap bahwa pihak UEA akan menjadi kontributor terbesar dalam proyek SWF di antara yang lainnya. Mungkin ini baru pertama kali terjadi, pihak-pihak yang bermodal besar bekerja sama dalam satu proyek," katanya. 

Menko Luhut menyampaikan bulan depan MBZ, Masayoshi Son dan Adam Bohler dari IDFC akan bertemu lagi untuk pembicaraan finalisasi SWF bersama Menteri BUMN.

"Pak Erick bersama mereka akan membicarakan hal yang menyangkut hukum dan UUnya agar lebih matang lagi. Kedua belah pihak akan membawa ahli hukumnya untuk mengevaluasinya. Mereka menekankan bahwa Indonesia tetap yang menjadi leader dalam proyek SWF. Semua pihak terlibat, Pak Erick, Pak Airlangga, dan saya ditunjuk sebagai koordinator tetapi ini sebenarnya adalah kerja bersama, kerja tim. Kerja sama tim ini juga yang membuat kita bisa mewujudkannya hanya dalam waktu enam bulan, " kata Menko Luhut. 

Menteri Energi dan Industri Persatuan Emirat Arab, Suhail Mohamed Faraj Al Mazrouei, menurut Menko Luhut juga berperan besar dalam suksesnya kesepakatan ini.   Dalam pertemuan tersebut, menurut Menko Luhut, Pangeran juga menawarkan kerja sama dalam pendidikan bagi para ulama, dan kerja sama di bidang teknologi.

"Selama ini menurutnya kita hanya melihat ke barat, inilah saatnya kita melihat dan bekerja sama dengan Timur," jelas Menko Luhut.

UEA merupakan salah satu champion bagi kehidupan toleransi, tahun 2019 lalu ditetapkan sebagai "Year of Tolerance' di negara tersebut.      

Secara khusus, menurut Menko Luhut, Presiden meminta MBZ menjadi semacam ketua dewan pengarah untuk pembangunan Ibu Kota Baru.

"Titlenya masih belum ditentukan, tetapi beliau akan berperan sebagai dewan pengarah bersama beberapa nama lain. Presiden menekankan bahwa dalam pembangunan Ibu Kota Baru, untuk pembangunan gedung dan fasilitas pemerintahan dilakukan seluruhnya dengan dana APBN, selain dari itu, akan dilakukan dengan dana swasta dan investasi," tambahnya.

Dalam pertemuan bilateral, kata Menko Luhut, MBZ mengatakan ia minta untuk bisa berinvestasi di sebuah pulau dengan udara yang bersih dengan pantai yang bagus untuk dijadikan tempat berinvestasi berikutnya, lalu disinggung juga investasi di Aceh yang akan dilakukan oleh adik dari MBZ, Syekh Hamid.

"Pekan depan pihak UEA dan pemerintah provinsi akan membicarakan ini, alasan mereka ingin berinvestasi di Aceh karena jarak terbang dari Abu Dhabi kira-kira hanya 5 jam," katanya. 

Pada pagi harinya Menko Luhut, Menlu Retno, dan Menteri Agama Fachrul Razi menghadiri peletakan batu pertama pembangunan KBRI Indonesia di tempat yang baru yang letaknya strategis.

"Tempat yang baru ini khusus diberikan oleh langsung oleh Putra Mahkota untuk Indonesia, selain gedung kedutaan juga meliputi pelayanan konsuler dan Wisma Indonesia," kata Menlu Retno.

Presiden Joko Widodo dijadwalkan menjadi pembicara kunci pada acara Abu Dhabi Sustainability Week (ADSW) pada hari Senin (13-01-2020).  ADSW adalah ajang bertemunya berbagai negara membicarakan berbagi pengetahuan mutakhir, implementasi strategi, dan penyampaian solusi di bidang teknologi, energi, energi terbarukan, dan lain-lain untuk kehidupan manusia.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar