'Sharing Session Part 2' Bahas Soal Migas dan Kearifan Lokal

Sharing Session part 2 Tokoh Masyarakat Duri, Aktifis 98, Aliansi Mahasiswa Duri di Salah Satu caffe bilang Jalan Mawar Duri

Nusaperdana.com,Mandau -  Cerita tentang Kabupaten Bengkalis khususnya Kota Duri jadi suatu pokok pembahasan 'Sharing session Part 2' yang dihadiri oleh para tokoh masyarakat kecamatan Mandau dan Aliansi Mahasiswa Duri di sebuah caffe bilangan jalan Mawar Duri, Sabtu (23/10) malam. 

Pertemuan santai yang di moderatori oleh Agung Masudi dan Narasumber Elida Netti SH MH, Santung Sihombing, Erwanto Aman SH, serta dihadiri Tokoh Masyarakat H. Misno, Erizaldi, Aktipis 98 Ustazah Elda, Bonar, Afrizon dan perwakilan dari aliansi Mahasiswa Duri. 

Membuka pertemuan sebagai moderator Agung Masudi mengatakan pertemuan malam ini adalah kelanjutan sharing session sebelumnya membahas tentang kabupaten Bengkalis ke depan dengan sesi abjad huruf D. 

"Jadi malam ini tema kita adalah Migas dan kearifan lokal," jelas Agung. 

Dikatakan Agung Masudi Bengkalis ini adalah negeri sial, atau negri kutukan, kenapa saya bilang begitu karena dengan adanya penghasilan dibawah minyak diatas minyak tapi kok kita bangun pagi bingung tak tahu berbuat apa. 

Megawali sambutan Narasumber Pengacara kondang dilevel Nasional asal Kota Duri, Elida Netti SH MH menyampaikan selama ini pemerintah daerah sangat rugi kenapa, karna sampai saat ini belum ada usaha yang nyata menguntungkan masyarakat tempatan. 

Hari ini 100 persen PHR sudah membuka sepenuhnya ruang untuk masyarakat tempatan tapi kok sampai saat ini masih belum ada gerakan. 

"Jadi sebagai Dinas terkait dalam hal ini Disnakertrans harus bisa lebih perhatian tetang tenaga kerja lokal yang sudah dibuka 100 persen oleh PHR," jelasnya Elida Netti 

Ia berharap pengelola Blok Rokan, yang seharusnya tidak ada lagi hambatan-hambatan yang menyulitkan untuk menkondisikan tenaga kerja secara profesional.

"Artinya semua wewenang terkait dengan tenagakerja itu sudah tertera di Perda Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Ketenaakerjaan. Dan dalam Perda itu sendiri sudah diatur dengan jelas porsi-porsinya,"terangnya.

Menambahkan Santun Sihombing mantan pegawai PT CPI dengan semangat muda walaupun usai tua sebagai Narasumber kedua dalam sambutan singkatnya memberi semangat yang hadir dalam acara sharing session menjadi lebih hidup. 

"Jangan pernah kendur apa yang dilakukan. Terus jangan melakukan identifikasi, namun lakukan dan lakukan. Intinya adalah action," ucapnya dihadapkan kepada seluruh yang hadir terkhusus perwakilan aliansi mahasiswa Duri. 

Dikatakan Santun Siombing terkait menyikapi keberadaan Blok Rokan dengan segala hiruk pikuk bisnisnya, Ia memandang sangat sederhana untuk melakukan agar semua terkondisi. Tentunya terkait Business to bussines.

Dari segala elemen, kita harus bergandengan tangan untuk bisa menkondisikan agar semua berjalan dengan semestinya. Bagaimanapun saat ini sangat berbeda dengan pengelolaan sebelumnya. Namun semua itu bisa diselaraskan dengan irama yang sama. Bahkan dengan musuh sekalipun kita harus bisa berdansa.

"Dengan daerah kita yang kaya akan minyak itu bukan didalam tanah, tapi minyak itu ada di bawah otak "The oil is not in the ground but the oil is under the brain" ucapnya menutup dengan istilah bahasa Inggris. 

Sementara itu Erwanto Aman SH sebagai salah satu Pengacara tim Kuasa hukum Badan Usaha Milik Adat (Buma) sebagai Narasumber ketiga menjelaskan tetang program BUMA dalam pengolahan Blok Rokan yang saat ini di ambil ahli PHR dan peran serta LAMR. 

“Kita dengan tim berupaya akan berperan aktif bagaimana agar kiranya pengusaha-pengusaha lokal ini tetap bisa mengerjakan project-project yang ada sesuai dengan kapasitas dan bidangnya. Memang untuk mempposisikan itu semua butuh waktu dan kami juga terus berbenah agar semua bisa terkondisi dengan semestinya," jelasnya

Terkait dengan porsi tenaga kerja dikatakan Erwanto Aman kita dari BUMA sendiri sudah melakukan komunikasi dengan pihak PT. PHR dan juga dengan Dinas Keteranagakerjaan Kabupaten Bengkalis. Agar regulasi terkait dengan penerimaan karyawan bisa dilakukan di Kabupaten Bengkalis. 

"Kami sudah melakukan itu dan upaya kita sudah ada, namun semua itu butuh pengawalan agar tidak terjadi hal-hal pengingkaran dalam perjalanannya," ujarnya. 

Diskusi semakin hangat, masukan dan saran disampaikan para tokoh masyarakat dan aliansi Mahasiswa membahas soal Migas dan kearifan lokal mengerucut penting peran pemerintah daerah dalam hal ini Bupati dengan kebijakannya dapat mengakomodir segala persoalan dan kendala tenaga kerja yang terjadi saat ini oleh masyarakat kabupaten Bengkalis khususnya Kota Duri yang meliputi 4 kecamatan daratan. 

"Menyimpulkan dari apa yang sudah disampaikan oleh Narasumber dan masukan dari Tokoh masyarakat,aktifis 98 dan Aliansi Mahasiswa Duri, Soal Migas dan kearifan lokal ini perlu peran kita bersama dan kebijakan dari Pemerintah Daerah agar kendala -kendala yang ada dapat di atasi sesuai dengan harapan kita semua," kata Agung Masudi menutup sharing session part 2. (Putra



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar