Astronom Temukan Supernova Paling Cerah yang Pernah Diamati

Ilustrasi Supernova Paling Cerah yang Pernah Ditemukan Astronom. Sumber Foto: Detik.com

Nusaperdana.com, Jakarta - Ledakan bintang raksasa alias supernova yang dikenal dengan nama SN2016aps dicatat sebagai supernova paling cerah yang pernah diamati astronom. Supernova ini terjadi di galaksi yang berjarak 3,6 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Penemuan ini diungkap oleh astronom dari Center for Astrophysics yang dimuat dalam jurnal Nature. Saking cerahnya, supernova ini bahkan mengalahkan galaksinya sendiri.

"Di supernova pada umumnya, radiasinya kurang dari 1% dari energi total," kata penulis utama studi ini, Matt Nicholl dari University of Birmingham dalam keterangannya yang dikutip detikINET dari Space, Rabu (15/4/2020).

"Tapi di SN2016aps, kami menemukan radiasinya lima kali dari ledakan energi di supernova berukuran normal. Ini merupakan cahaya paling banyak yang pernah kita lihat dikeluarkan oleh supernova," imbuhnya.

Nicholl mengatakan untuk mengukur supernova bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menghitung energi total dari ledakan dan menghitung jumlah energi yang dikeluarkan dalam bentuk cahaya atau radiasi yang bisa diamati.

Saking anehnya, Nicholl dan timnya sempat mengira SN2016aps sebagai 'pulsational pair-instability', atau fenomena di mana dua bintang raksasa menyatu sebelum meledak. Tapi fenomena ini belum pernah ditemukan sebelumnya dan hanya merupakan dugaan astronom.

Sesuai namanya, SN2016aps pertama kali ditemukan pada tahun 2016 menggunakan Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System di Hawaii. Nicholl dan timnya kemudian mengamati fenomena ini selama dua tahun menggunakan teleskop antariksa Hubble milik NASA.

Mereka mengamati supernova ini hingga tingkat kecerahannya menurun ke angka 1% dibanding puncaknya. Para ilmuwan ini juga menemukan bahwa massa SN2016aps dan material yang dilontarkan sebelum meledak mencapai 50 hingga 100 kali dari massa Matahari.

Angka ini tentu fantastis dibanding massa supernova pada umumnya. Massa dari supernova berukuran normal biasanya sekitar delapan hingga 15 kali dari massa Matahari.

Penemuan ini disambut gembira oleh astronom karena akan membuka pintu untuk penemuan baru lainnya di masa depan yang lebih menarik, apalagi dengan dukungan teknologi baru.

"Menemukan supernova luar biasa ini tidak bisa terjadi pada waktu yang lebih baik," kata anggota tim dan dosen Harvard University Edo Berger dalam keterangan yang sama.

"Kini begitu kita tahu ledakan energik seperti itu bisa terjadi di alam, James Webb Space Telescope milik NASA akan bisa melihat event serupa yang jauh sekali hingga kita bisa melihat ke masa lalu saat kematian bintang pertama di alam semesta," sambungnya.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar