Google Maps Bilang Ada Angkringan dan Warteg di Pulau Natal

Sumber Foto: Detik.com

Nusaperdana.com, Kampong Melayu - Mungkin nama Christmas Island alias Pulau Natal akrab di telinga oleh traveler. Baru-baru ini warganet menyebut pulau milik Australia itu memiliki kearifan lokal bak Indonesia setelah mengintip dari Google Maps.

Christmas Island atau bisa Pulau Natal berjarak 350 km dari selatan Pulau Jawa. Sebagai pulau terluar Australia, Natal justru lebih dekat dengan Indonesia.

Baru-baru ini, Pulau Natal ramai diperbincangkan di Twitter. Sebab, Pulau Natal, yang dulu dimiliki Singapura, disebut lebih Indonesia ketimbang Australia. Salah satunya, karena penduduknya berbahasa Melayu.

Bukan cuma soal jarak, budaya dan kebiasaan Pulau Natal juga tak jauh dari Nusantara. Itu tak lepas dari masa lalu yang melatarbelakangi Pulau Natal.

Mari mulai dengan penemuan pulau pertama kali oleh Pelaut Inggris, Kapten William Mynors pada tahun 1643. Nama Christmas diberikan karena penemuannya bertepatan dengan hari natal.

Akhirnya, pulau ini dimasukkan dalam peta navigasi pelaut Inggris dan Belanda di awal abad ke-17. Meski namanya sudah ada dalam peta, namun baru pada tahun 1688, seorang Inggris bernama William Dampier menginjakkan kaki di sini. 

Begitu turun dari kapal, barulah diketahui bahwa Natal adalah pulau tak berpenghuni. Kemudian Kerajaan Inggris menganeksasi Natal menjadi bagian dari Inggris.

Tahun 1888 Sir John Davis Murray menemukan bahwa Pulau Natal mengandung fosfat yang berlimpah. Inggris saat itu masih menjajah Singapura. 

Karena pulau ini kosong maka Inggris mendatangkan pekerja paksa dari Singapura. Etnis Melayu, China sampai Eropa dibawa ke Natal. 

Setelah itu dibangunlah pemukiman kecil dengan nama Flying Fish Cove atau Kampong Melayu. Para pekerja paksa akhirnya menetap di sana dan memulai hidup dengan bertambang.

Pada tahun 1957, Pulau Christmas akhirnya diserahkan kepada Pemerintah Australia oleh Kerajaan Inggris. Singapura mendapat kompensasi sebesar 2,9 juta pounsterling dari Kerajaan Inggris. 

Pemerintah Australia akhirnya menyatukan administrasi Pulau Natal dengan Cocos dan dikepalai oleh seorang administratur di sana. Sebagai pulau terluar, Natal masuk dalam Australia Indian Ocean Territories. 

Hingga kini bahasa yang digunakan adalah melayu. Inilah mengapa nuansa pemukiman di Pulau Natal tak beda dengan Pulau Jawa.

Kalau lihat secara virtual di Google Maps, traveler akan menemukan berbagai kedai dengan cita rasa Indonesia. Ada bakso, sate madura, angkringan hingga warteg tersedia lengkap di Pulau Natal. Rambu lalu lintasnya juga memakai bahasa melayu.

Begitu pula dengan minimarket dengan merek alfamart yang boleh dibilang ada di setiap pengkolan jalan di Jakarta dan kota lain di Indonesia lainnya. Jika melihat area bandara Christmas Island, kedai-kedai makan di sekitarnya sangat Indonesia, lo!

Ada netizen yang berpendapat nama lokasi itu memang bisa diisi oleh warganet. Google kemudian memberikan ACC untuk dicantumkan.

Sekali lagi, kultur melayu dan kedekatan jarak ke Indonesia membuat Natal jadi Australia dengan rasa Pulau Jawa!



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar