Kemenhub Gelar Rapat Persiapan Angkutan Nataru 2019 Dukung Keselamatan Penyeberangan Lintas Merak-Bakauheni


Nusaperdana.com, Jakarta – Guna mendukung keselamatan dan keamanan penyeberangan pada Angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Angkutan Nataru) khususnya di lintas Merak- Bakauheni, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mengadakan rapat persiapan penyelenggaraan Angkutan Nataru 2019 bersama lintas instansi yang dipimpin oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Cucu Mulyana di Ruang Rapat Pelabuhan Merak Eksekutif pada Kamis malam (12/12).

Cucu Mulyana dalam membuka rapat tersebut mengatakan bahwa, ”Untuk mewujudkan keberhasilan Angkutan Nataru 2019 diperlukan koordinasi antar pihak terkait, seperti tahun sebelumnya diharapkan tidak terjadi kepadatan."

"Pengaturan operasional angkutan barang selama Angkutan Nataru 2019 juga akan diberlakukan selama 3 phase. Phase I di tanggal 20 hingga 21 Desember 2019, lalu phase II terjadi di tanggal 25 Desember 2019, dan pada arus puncak tahun baru pada tanggal 31 Desember 2019 sampai 1 Januari 2020," ujar Cucu.

Selanjutnya Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Chandra Irawan menjelaskan, "Adapun kesiapan sarana dan prasarana yang dilakukan dalam mempersiapkan Nataru 2019, yakni rampcheck yang dilaksanakan oleh Direktorat Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan (TSDP) dengan melibatkan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) maupun Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP). Saat ini kami telah selesai melakukan rampcheck kepada 49 kapal (83%) di lintas Merak-Bakauheni.“

Chandra menjelaskan lebih lanjut bahwa dari segi sarana terdapat 73 kapal yang ada setelah dilakukan rampcheck kapal yang siap beroperasi sebanyak 59 kapal. Sedangkan dari segi prasarana terdapat 12 dermaga di Merak-Bakauheni yang siap beroperasi," tutur Chandra.

Ada beberapa persoalan yang mungkin terjadi pada saat Angkutan Nataru 2019 terlebih sejak beroperasinya tol Trans Sumatera (325 km) salah satunya akan terjadi kepadatan di depan pelabuhan. Selain itu karena penerapan sistem e-ticketing dan pembayaran tiket secara cashless masih banyak masyarakat yang belum terbiasa, serta yang perlu diantisipasi yakni adanya kemungkinan cuaca ekstrim pada saat penyelenggaraan Angkutan Nataru 2019.

“Untuk mengantisipasi adanya persoalan tersebut, langkah tindak lanjut yang kami dilakukan yakni dengan melakukan beberapa tindakan seperti pengoptimalan jumlah kapal pada saat peak season, sosialisasi secara masif terhadap penjualan tiket online, koordinasi yang intensif terkait rekayasa dan manajemen di lapangan serta penguatan SDM di lapangan,” tambah Chandra.

Kemenhub akan melakukan beberapa rencana operasi yang akan dilakukan dari segi aspek teknik dan operasional yakni:

1. Memastikan kesiapan kapal dan dermaga;

2. Menyiapkan kapal-kapal besar yang beroperasi pada saat lonjakan penumpang dan kendaraan;

3. Penyediaan Tugboat guna antisipasi cuaca buruk;

4. Menyiapkan kapal pengganti dan;

5. Menyiapkan skenario dan  jadwal kapal sesuai kondisi di lapangan.

Selain itu dari aspek pelayanan, akan meminta kepada PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) untuk meningkatkan sosialisasi tentang cashless dan tiket online kepada masyarakat, kepada instansi terkait seperti BPTD, KSOP/KUPP, TNI, POLRI, Operator Pelabuhan dan Operator Kapal agar menempatkan SDM pada titik strategis, serta menyediakan posko kesehatan, BMKG, Damkar, SAR, dan mobil derek.

"Untuk aspek manajemen dan rekayasa nantinya kami (Kemenhub) melakukan rekayasa pola operasi kapal dengan melakukan percepatan pemberangkatan pada pelabuhan yang minim muatan saat terjadi lonjakan kendaraan serta melakukan skenario operasi padat dengan menerapkan pengaturan kendaraan dan pemuatan ke kapal," kata Cucu.

Dalam rapat tersebut, Kepala BPTD Wilayah VIII Provinsi Banten Nurhadi Unggul Wibowo turut berpendapat, "Kendala pada penyelenggaraan Angkutan Nataru 2019 seperti keterlambatan penyesuaian penerapan sistem oleh petugas loket, penggunaan mobile ticket scanner dengan jaringan wifi yang berdampak tiket tidak dapat di scan maupun kondisi cuaca diperlukan antisipasi. Antisipasi yang perlu dilakukan seperti menyediakan posko bersama dengan instansi dan stakeholder terkait, data prediksi cuaca dari Stasiun BMKG, Kesiapan Tim Search and Rescue (SAR), Kesiapan Tugboat untuk membantu kapal yang kesulitan olah gerak (sandar maupun keluar) di alur dan kolam pelabuhan. Adapun dalam kondisi hujan dapat diantisipasi dengan manifest berupa barcode yang tidak terbaca pada kondisi basah oleh air hujan," jelas Nurhadi.

"Dengan adanya rapat ini baik sarana prasarana semua sudah siap menghadapi Angkutan Nataru 2019. Terlebih juga dari sisi jumlah kapal tidak ada persoalan karena sudah cukup untuk mengantisipasi lonjakan penumpang," jelas Cucu kepada media.

Acara ini turut dihadiri oleh Direktur Teknik dan Operasional PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero), La Mane, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Wisnu Handoko, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VI Provinsi Bengkulu & Lampung Rahman Sujana, serta para pemangku kepentingan lintas instansi lainnya.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar