Nataru Transportasi Laut, Penumpang Wilayah Timur Dominan

Sumber Foto: Kompas.com

Nusaperdana.com, Jakarta – PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)-PELNI siap mengantisipasi lonjakan kenaikan jumlah penumpang selama masa angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru) di seluruh Indonesia, utamanya di wilayah timur Indonesia yang memiliki permintaan tinggi. 

Selama periode Nataru, Pelanggan kapal PELNI di wilayah timur lebih dominan dibandingkan dengan wilayah tengah dan wilayah barat. Pelanggan yang naik dari pelabuhan di Indonesia bagian timur mencapai 42%, sedangkan wilayah tengah 38% dan wilayah Barat 20%.

Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT. PELNI (Persero) Yahya Kuncoro mengatakan untuk mengantisipasi pergerakan penumpang di wilayah timur, Perseroan mengoperasikan 10 kapal yang terdiri dari 1 kapal tipe 3.000 pax (KM. Labobar), 6 kapal tipe 2.000 pax (KM. Ciremai, KM. Dobonsolo, KM. Nggapulu, KM. Gunung Dempo, KM. Sinabung, KM. Tidar) dan 3 kapal tipe 1.000 pax (KM. Tatamailau, KM. Sirimau dan KM. Leuser). 

Selanjutnya untuk wilayah tengah yang terdiri dari Pelabuhan Nunukan-Tarakan-Balikpapan-Makasar-Baubau-Benoa-Labuanbajo-Kupang-dan Bitung akan dioperasikan 10 kapal teridiri 1 kapal tipe 3.000 pax (KM. Labobar) 1 kapal tipe 2.000 (KM. Bukit Siguntang), 7 kapal tipe 1.000 pax (KM. Tilongkabila, KM. Binaiya, KM. Awu, KM. Leuser, KM. Kelimutu, KM. Jetliner) dan 1 kapal tipe 500 pax (KM. Wilis). 

Adapun wilayah barat terdiri dari Pelabuhan Gunung Sitoli-Sibolga-Padang-Belawan-Kijang-Batam-Pontianak-Keppri-Tanjung Priok-Tanjung Emas - Tanjung Perak – Kumai dan Sampit akan dioperasikan 5 kapal terdiri 3 kapal tipe 2.000 pax (KM. Kelud, KM. Umsini, KM. Dorolonda) , dan 2 kapal tipe 1.000 pax (KM. Bukit Raya dan KM. Lawit). “Jumlah kapal di wilayah timur paling banyak, hal ini karena menyesuaikan dengan permintaan pelanggan,” tambah Yahya Kuncoro.

Rerouting kapal tahun 2019 juga bertambah sebanyak 2 armada, dari 13 kapal (2018) menjadi 15 kapal (2019). Kapal rerouting untuk tipe 3.000 dan 2.000 pax terdiri KM. Dorolonda untuk menambah frekuensi ruas Bitung-Papua Port. KM. Ciremai deviasi Ambon untuk antisipasi ruas Ambon-Papua Port. KM. Labobar menambah frekuensi Bitung-Jayapura Port. KM. Dorolonda deviasi Kijang-Batam dan Belawan untuk tambah frekuensi ke Sumatera Utara. KM. Tidar ruas Ambon-Papua Port. KM. Gunung Dempo deviasi Ambon untuk ruas Papua Port. KM. Kelud untuk Batam-Belawan. KM. Lambelu untuk ruas Tarakan-Nunukan-Balikpapan-Makasar-NTT PP. KM. Bukit Siguntang untuk ruas Tarakan-Nunukan-Balikpapan-Makasar-NTT PP. KM. Nggapulu untuk ruas Ambon-Banda dan Tual.

Sedangkan untuk kapal tipe 1.000 pax KM. Lawit pada pra Natal dan Tahun Baru akan rerouting dari Tanjung Priok-Padang-Sibolga-Gunung Sitoli. KM. Binaiya deviasi Waingapu dan KM. Awu deviasi ke Sabu-Rote dan Larantuka. Sedangkan kapal tipe 500 pax KM. Wilis deviasi ke Reo dan KM. Egon diviasi Balikpapan-Bitung. “Rute kapal kami sesuaikan dengan permintaan masyarakat dengan memperhatikan aspek keselamatan. Hal tersebut kami lakukan agar penumpang merasa aman dan nyaman selama perjalanan,” tutup Yahya Kuncoro.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar