KSOP Bengkalis Soroti Masalah Keselamatan Pelabuhan Roro Air Putih
Rapat Pleno PWI Bengkalis Dukung Penuh MTQ Riau dan Evaluasi Keanggotaan
Salah Pengertian Soal Isu Asteroid Hantam Bumi 8 Mei 2020

Nusaperdana.com, Cimahi - Masyarakat dihebohkan isu asteroid yang akan menghantam Bumi pada 8 Mei 2020 malam, bertepatan dengan fenomena supermoon. Padahal, ada salah pengertian.
Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN) juga menyatakan tidak benar ada asteroid berukuran raksasa yang akan menabrak Bumi pada pertengahan bulan Ramadhan. Asteroid itu mendekat, tapi jaraknya masih sangat jauh.
Dalam Website Pusat Sains Lapan disebutkan pada pertengahan Ramadhan ada asteroid yang mendekati bumi yaitu Asteroid 2016 HP6 dan Asteroid 2009 XO. LAPAN dan Observatorium Bosscha mengatakan asteroid akan berada dekat dengan Bumi pada 8 Mei 2020 pukul 04.49 WIB. Artinya tanggal tersebut bertepatan pada pada 15 Ramadhan 1441 H. Dekat, bukan artinya mau menabrak.
Peneliti Astronomi Imah Noong, Hendro Setyanto meluruskan bahwa asteroid yang diisukan jatuh ke Bumi pada 15 Ramadhan, jaraknya masih sangat jauh dengan Bumi sehingga tidak akan membahayakan manusia.
"Kita tahu ada isu asteroid berada pada jarak terdekat dan akan menghantam Bumi. Tapi itu bukan berarti membahayakan Bumi kita, lintasannya masih cukup jauh dan para ilmuwan mengatakan tidak mungkin itu jadi bencana di Bumi," kata Hendro saat dihubungi, Jumat (8/5/2020).
Namun begitu, potensi Bumi kejatuhan benda angkasa masih mungkin terjadi. Sebab, Bumi tercatat pernah dihantam benda langit puluhan tahun silam.
Menurut Hendro, asteroid sebetulnya adalah sebuah benda luar angkasa seperti halnya komet, Bulan, dan Bumi yang mengorbit pada Matahari. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan segalanya bisa diprediksi manusia.
"Secara ilmu pengetahuan, dalam hal ini astronomi, mampu memprediksi dengan baik apakah benda luar angkasa itu akan menjadi bencana atau tidak di bumi," ucapnya.
Dengan banyaknya benda di luar angkasa, salah satunya satelit buatan manusia benda-benda tersebut sangat berpotensi membahayakan kehidupan di bumi karena tertarik oleh gaya gravitasi.
"Karena bisa jadi, satelit-satelit yang tidak dipakai itu kemudian jatuh ke Bumi karena tertarik daya magnet Bumi," ujar Hendro.
Oleh sebab itu sangat penting sekali bagi Indonesia yang berada di khatulistiwa memiliki fasilitas yang bisa mengantisipasi ancaman jatuhnya benda-benda langit tersebut.
"Jangan sampai kalau misalnya ada suatu benda jatuh, tidak diantisipasi karena dampaknya akan luar biasa. Apalagi kalau itu benda seperti meteor, asteroid yang ukurannya tidak kecil, dan kalau itu jatuh ke Bumi, dampaknya bisa membahayakan," tutur Hendro.
Berita Lainnya
PWI Kalbar Rumuskan Masa Depan Jurnalisme di Bumi Khatulistiwa
PWI Pusat Minta Segera Gelar Perkara Kasus Cash Back dan Tolak Restorative Justice
Ratusan Kader GMNI Jaksel Gelar Aksi Tolak Revisi UU TNI di DPR RI
Kapolri Pimpin Sertijab Sejumlah Pejabat Polri, Kadivhumas Polri: "Rotasi untuk Perkuat Kinerja Institusi"
Dugaan KTP Ganda di Jajaran Direksi Telkomsel, CERI Siapkan Laporan Resmi ke Polisi
Wah, Presiden Prabowo Kirim Bunga Anggrek ke Megawati
Sempat Dilaporkan Hilang, Zaki Anak berusia 8 Tahun Asal Merak Ditemukan di Rumah Makan di Provinsi Riau
Dirut PLN dan Keluarga Naik GA 0716 Plesiran ke Australia Saat Siaga Nataru, Perjalanan Dinas Fiktif Mencuat