Kelompok Hacker Anonymous Beraksi di Tengah Protes George Floyd

Sumber Foto: Detik.com

Nusaperdana.com, Jakarta - Saat beberapa kota di Amerika Serikat diwarnai unjuk rasa memprotes kematian George Floyd, kelompok hacker Anonymous tiba-tiba kembali aktif. Kelompok hacker ini dikenal sebagai 'hacktivis' yang menyerang entitas yang dianggap tidak adil dengan serangan siber.

Setelah beberapa tahun berdiam, kelompok ini tiba-tiba muncul lagi setelah protes yang berujung kekerasan dan penjarahan di Minneapolis, AS setelah kematian George Floyd. Mereka pun berjanji untuk mengungkap semua 'kejahatan' yang dilakukan kepolisian kota tersebut.

Kembalinya kelompok Anonymous pertama muncul dari halaman Facebook yang mengaku terkait dengan kelompok tersebut. Mereka merilis video tentang kematian Floyd, mengungkap kejahatan lainnya yang melibatkan kepolisian Minneapolis dan mengancam untuk bertindak.

Halaman Facebook yang sama juga mengunggah video tentang UFO dalam beberapa minggu terakhir. Tapi video tentang kematian Floyd tersebut menjadi perhatian publik setelah situs kepolisian Minneapolis mendadak tumbang.

Dikutip detikINET dari BBC, Selasa (2/6/2020) beberapa jenis serangan siber dikaitkan dengan kelompok Anonymous sehubungan dengan protes George Floyd.

Pertama, situs milik kepolisian Minneapolis dibuat tumbang pada akhir pekan lalu setelah serangan distributed denial of service (DDoS). Selain itu, ada juga database yang berisi alamat email dan password yang diklaim didapat setelah membobol sistem milik kepolisian.

Tapi, menurut peneliti keamanan Troy Hunt, tidak ada bukti yang memastikan server kepolisian Minneapolis telah dibobol. Menurutnya kredensial yang bocor ini kemungkinan dikumpulkan dari kebocoran data sebelumnya.

Serangan lainnya dari kelompok Anonymous adalah diubahnya situs milik salah satu agensi Persatuan Bangsa-bangsa menjadi halaman memorial untuk Floyd. Situs tersebut menampilkan foto Floyd dengan pesan 'Rest in Power George Floyd!' dan logo Anonymous.

Aksi yang diduga terkait dengan kelompok Anonymous juga viral di Twitter. Cuitan tersebut memperlihatkan radio komunikasi polisi yang dibajak untuk memainkan musik dan mencegah polisi saling berkomunikasi.

Tapi, beberapa ahli mengatakan hal tersebut tidak mungkin bentuk peretasan. Kemungkinan paling besar adalah perangkat tersebut dicuri dan diambil alih oleh demonstran.

Sebagai hacktivis, ini bukan pertama kalinya Anonymous melancarkan serangan akibat masalah ras di AS. Pada tahun 2014, ketika penembakan Michael Brown di Ferguson, Missouri menyulut protes, anggota Anonymous mengancam melumpuhkan kota tersebut jika ada demonstran yang dilukai.

Mereka kemudian menumbangkan situs kota Ferguson, mengganggu komunikasi di balai kota dan menargetkan kepala kepolisian.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar